Selasa, 10 Desember 2013

Solidaritas dr Ayu, Dokter Madiun Berpita Hitam

Posted by M rifqi Hidayatullah | 05.26 Categories: ,
 Solidaritas dr Ayu, Dokter Madiun Berpita Hitam
Sedikitnya 300 dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia Cabang Madiun, Jawa Timur, menggelar aksi solidaritas menolak kriminalisasi terhadap rekan seprofesi mereka, dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani. Para dokter mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari. “Mulai hari ini sampai Kamis,” kata Ketua IDI Cabang Madiun, M. Rizal Achijar, Selasa, 19 November 2013.

Menurut dokter spesialis mata itu, pita hitam tersebut dipakai para dokter yang bertugas di sejumlah rumah sakit wilayah Kota Madiun dan Kabupaten Madiun, seperti RSUD dr Soedono, RSUD Sogaten, RS Islam Siti Aisyah, dan RSUD Caruban. Sejak Senin kemarin, pengurus IDI sudah mensosialisasikan pemakaian pita hitam tersebut. “Semua (dokter) telah diimbau,” ujarnya.

Rizal mengatakan pita hitam melambangkan keprihatinan atas kriminalisasi yang dialami dokter Ayu. Putusan kasasi Mahkamah Agung menghukum dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Manado, Sulawesi Utara, itu penjara 10 bulan. Dokter Ayu dinilai terbukti melakukan malpraktek hingga mengakibatkan seorang ibu hamil meninggal.

Rizal dan rekan-rekannya menilai tuduhan malpraktek itu tidak beralasan. Dokter Ayu, kata dia, sudah menjalankan operasi sesuai dengan kemampuan maupun standar pelayanan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Menurut dia, masalah yang menimpa pasien Ayu termasuk kategori risiko medis. “Jadi tidak bisa dipidanakan. Berbeda kalau kelalaian dan dokter yang bersangkutan tidak menjalankan tugas sesuai kompetensi dan standar kerja.”

Priyo Raharjo, pengurus Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Madiun, mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, penyelesaian kesalahan yang termasuk risiko medis tidak harus berbuntut ke ranah pidana.

Keluarga pasien yang merasa dirugikan bisa mengajukan ke komite medis rumah sakit setempat untuk ditindaklanjuti. “Kenapa harus dikriminalisasikan?” ucap dokter yang bertugas di RSUD Sogaten, Kota Madiun, itu.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia menginstruksikan aksi solidaritas atas kriminalisasi terhadap dokter Ayu. Di sejumlah daerah, para dokter menggelar unjuk rasa.

Sumber: TEMPO.CO, Madiun -

Poster-Lomba-Blog-FPKR-30-Plus-Kecil
Harus diakui sistem kesehatan di Indonesia memiliki dua sisi yang kontras. Ibarat wajah, sistem ini menghadirkan wajah yang bopeng dan penuh luka, namun tetap memiliki bagian-bagian yang terjaga kehalusan dan kebersihannya. Mari tengok anggaran utuk kesehatan, sebagai contoh betapa bopeng dan luka menggerogoti sistem kesehatan di Indonesia.
Pada tahun 2014, Kementerian Kesehatan hanya mendapat Rp 44,9 triliun. Kalah jauh dibandingkan dengan anggaran untuk Kementerian Pertahanan yang mendapat anggaran sebesar Rp 83,4 triliun. Anggaran untuk kesehatan juga kalah sebesar Rp 4,7 triliun dengan anggaran untuk bidang agama, Kementerian Agama mendapat anggaran sebesar Rp 49,6 triliun. Ditambah dengan fasilitas kesehatan yang juga sangat buruk, terutama di daerah-daerah terpencil, hal tersebut membuktikan pemerintah Indonesia belum serius dalam menyikapi permasalahan kesehatan. Bopeng dan luka akan semakin terlihat saat mengingat biaya berobat yang teramat tinggi. Hingga ada slogan terkenal, “orang miskin dilarang sakit”.
Sekarang, mari kita tengok persebaran dokter yang sangat tidak merata. Saat ini jumlah dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia sebanyak 111.574 orang. Dengan jumlah terbanyak ada di provinsi DKI Jakarta, yakni sebanyak 20.942 orang. Persebaran dokter yang tidak merata menjadikan cerita pasien terlantar bukan lagi cerita baru.
Menjelang akhir tahun 2013 ini, terjadilah salah satu peristiwa yang memicu kontroversi. Yakni pemogokan dokter di Indonesia sebagai bentuk solidaritas terhadap kasus yang menimpa Dr. Dewa Ayu Sasiari, SpOG, DR. Hendry Simanjutak, SpOG, dan dr. Hendy Siagian. Mereka, para serikat dokter, berkeras bahwa dokter tak seharusnya dikriminalisasi. Akibat mogok dokter nyaris di seluruh Indonesia ini, banyak pasien yang semakin terlantar. Bahkan ada salah satu pasien yang melahirkan di WC akibat tak ada dokter yang mengurusi persalinannya.
Meski selama ini sistem kesehatan di Indonesia semacam gelap yang tak ada nyala cahaya, ternyata masih ada titik-titik suluh yang berpendar. Masih ada bagian-bagian yang terjaga kehalusan dan kebersihannya di wajah sistem kesehatan yang bopeng dan penuh luka. Masih ada cerita-cerita yang baik dari para dokter maupun tenaga kesehatan lainnya. Seperti dr. John Manangsang yang rela menyepi dari gemerlap dunia kedokteran dan memilih untuk menjadi dokter di pelosok Digul. Juga dr. Lo Siaw Ging yang tak pernah mau dibayar oleh para pasiennya, malahan membayari tagihan obat pasien yang tidak mampu. Mereka adalah contoh paradoks di jagat kesehatan Indonesia yang centang perenang ini.
Wajah sistem kesehatan di Indonesia ternyata memiliki bagian yang kontras. Untuk melihat secara lebih bijak dan objektif, selain diperlukan pengamatan yang kritis dan medalam tentu diperlukan juga pengalaman dan sudut pandang dari mereka yang bersentuhan secara langsung dengan sistem kesehatan di Indonesia. Karena itu, Forum Peduli Kesehatan Rakyat mengadakan lomba blog dengan tema utama “Wajah Sistem dan Regulasi Kesehatan di Indonesia” agar dapat melihat lebih dalam dan membagikan pengalaman tentang sistem kesehatan di Indonesia, supaya cerita kesehatan tidak dilongok dari satu sisi saja.

Tema Lomba

“Wajah Sistem dan Regulasi Kesehatan di Indonesia”
Tema Pilihan :
  1. Praktik pelayanan kesehatan di Indonesia (pengalaman berhubungan dengan pelayanan kesehatan).
  2. Kisah-kisah inspiratif dari mereka yang berjuang di bidang kesehatan tanpa pamrih.
  3. Edukasi kesehatan sejak usia dini kepada masyarakat.
  4. Paradigma dokter Indonesia: antara usaha balik modal dan pengabdian.

Hadiah

  • Juara I : Uang sebesar Rp. 5.000.000,-
  • Juara II : Uang sebesar Rp. 4.000.000,-
  • Juara III : Uang sebesar Rp. 3.000.000,-
  • 12 Karya Pilihan : Masing-masing Rp. 1.500.000,-
  • Juara I,II,III dan 12 Karya Pilihan akan dibukukan. Setiap pemilik karya akan mendapatkan 10 eksemplar buku.

Waktu Penyelenggaraan

  • 2 Desember 2013 – 11 Desember 2013: Pembukaan dan pendaftaran peserta lomba;
  • 12 Desember 2013 – 17 Desember 2013: Proses penjurian;
  • 18 Desember 2013: Pengumuman pemenang lomba;

Ketentuan Lomba

  1. Lomba terbuka bagi masyarakat umum yang memiliki blog dan atau situsweb pribadi;
  2. Tidak dipungut biaya;
  3. Peserta harus mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba di sini;
  4. Karya tulis adalah hasil karya sendiri yang tidak menyinggung SARA dengan panjang tulisan minimal 1.000 kata;
  5. Dilarang keras melakukan plagiasi;
  6. Tulisan harus sesuai tema dan sub-tema;
  7. Tulisan harus dimuat di blog pribadi;
  8. Selain di blog pribadi, tulisan belum pernah diterbitkan sebelumnya;
  9. Di dalam blog yang mengikuti lomba, baik di dalam tulisan atau di widget blog, peserta harus memasang “WIDGET LOMBA” ini:  Widget Lomba Blog FPKR kecil yang diberi link menuju www.blogfpkr.wordpress.com;
  10. Setiap peserta boleh mengirim maksimal 2 karya tulisan;
  11. Panitia berhak mempublikasikan karya tulis untuk kepentingan non komersial dengan tetap mencantumkan nama penulis. Panitia dibebaskan dari tuntutan pihak ke-3 yang terkait di dalam karya esai;
  12. Dengan mengirimkan karya esai berarti peserta telah dianggap menyetujui semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara lomba;
  13. Panitia berhak mendiskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan;
  14. Pemenang lomba akan diumumkan melalui blog www.blogfpkr.wordpress.com;
  15. Pajak hadiah (PPh) ditanggung oleh panitia penyelenggara lomba;
  16. Keputusan Dewan juri mutlak tidak dapat diganggu gugat;
  17. Untuk informasi lomba, peserta dapat menghubungi panitia melalui email: kesehatan.rakyat@gmail.com;

Dewan Juri

  • Arlian Buana Chrissandi : Penggagas muktamar Blogger NU dan aktivis di Surah Sastra.
  • Nuran Wibisono : Blogger lepas, editor di http://www.minumkopi.com dan penulis buku “Dunia Iskandar”
  • Wisnu Prasetya Utomo : Blogger dan penulis buku “Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan”

PENDAFTARAN LOMBA (klik di sini)


Isi Sumpah Dokter Indonesia

Posted by M rifqi Hidayatullah | 02.50 Categories: ,

http://www.uii.ac.id/images/stories/berita/2012/2012.09.14.%20pelantikan%20dan%20sumpah%20dokter%20(18).jpg

Isi Sumpah Dokter Indonesia. Mau jadi dokter kok pakai Sumpah Dokter segala? Bagi teman-teman yang ingin menjadi dokter, Mungkin postingan  ini bisa memberikan sedikit manfaat. Saya bukan seorang dokter tapi ingin mendokumentasikan Isi Sumpah Dokter ini sebagai postingan blog.
Sumpah Dokter :
“Saya bersumpah bahwa saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya.
Saya akan memelihara sekuat tenaga martabat, tradisi luhur jabatan kedokteran.
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya.
Teman sejawat akan saya perlakukan sebagai saudara kandung.
Saya akan menghormati setiap insani mulai dari saat pembuahan.
Sekalipun diancam saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya”
Itulah Isi Sumpah Dokter Indonesia. Namun ada temuan yang cukup mencengangkan menurut saya. Katanya sumpah dokter yang asli milik Hipocrates, Bapak Dokter Dunia ada tambahan kata-kata “Jika perlu saya akan membagikan hartaku untuk kepentingan orang lain..”.
Kalau ditambah kalimat itu nanti dokternya tidak dapat income dong :D.
Sumber : detikhealth.com/read/2010/02/24/141039/1305915/763/sumpah-dokter-yang-banyak-terlupakan?browse=frommobile

Sepotong kisah dokter muda

Posted by M rifqi Hidayatullah | 02.45 Categories: , ,
Ternyata memang gampang menasehati orang lain, tapi susah banget disiplin untuk diri sendiri. Saya taruhan, pasti banyak deh dokter dokter model kayak saya gini hehehehe. Jadi kali ini mau berbagi cerita ringan waktu dulu jadi co-ass alias dokter muda saja deh. Kalau ceritanya Ki Ageng beneran zaman dulu, kalo saya sih masih belum terlalu lama. Masih masuk kisah zaman modern hehehehe.
Setelah lulus dari pendidikan di Fakultas Kedokteran selama 4 tahun, kami harus masuk pendidikan klinik program studi profesi dokter (PSPD) selama 2 tahun, berkeliling ke semua bagian/stase. Ada stase mayor (anak, ob-gyn, penyakit dalam, bedah) dan ada stase minor. Di stase mayor, dan beberapa stase minor seperti anestesi, neurologi, psikiatri/jiwa ada giliran jaga malam, tugas poliklinik maupun tugas di bangsal. Oh ya, di fase pendidikan klinik ini kami disebut dokter muda (istilah kerennya) atau ko-ass (sering diplesetkan jadi: kelompok anak selalu salah ....  dan memang sih, kayaknya nasib ko-ass ya salah melulu).
Berhubung universitas saya tidak punya RS sendiri, untuk menjalani pendidikan klinik tersebut kami semua dipecah dalam kelompok kelompok kecil terdiri dari 5-8 orang (bisa lebih 10 atau bahkan bisa hanya 3 orang, tergantung jumlah ko-ass yang ada dan kapasitas RS) dan di kirim ke RS pendidikan yang punya koneksi dengan universitas. Kelompok kecil ini selalu berbeda beda, karena ditentukan berdasarkan undian yang diatur pihak universitas. Jadilah saya bersama sama teman yang kena satu group bisa pindah pindah RS, dari RS Tarakan di Jakarta Barat, RS Fatmawati Jakarta Selatan, RS Budi Asih Jakarta Timur, RSAL Jakarta Pusat sampai RS Koja Cilincing (saya sudah kenyang nyetir sendirian ke semua tempat itu).
Yang paling saya suka pas stase jiwa di RSJ Grogol....karena dekat banget sama rumah saya, tugas di sana serasa tugas di rumah sendiri hehehehehe.
Di setiap RS ini ada bagian yang terkenal pembimbing-nya "killer” dan pasien-nya segabrekssss sampai sampai jaga malam bahkan tidak bisa duduk semaleman dan ada bagian bagian yang istilahnya surga, pasien tidak terlalu banyak dan dokter pembimbing-nya baik baik. Saya sih dengan suksesnya selalu dapat undian kena di bagian yang angker plus, selalu dapat undian dapat pembimbing dan penguji yang angker juga. Busyeet deh :(
Oh ya temen temen di group juga berpengaruh, kalau lagi beruntung, bisa dapat temen temen yang enak satu group, sehingga susah sedih jaga malam, susah sedih dimaki maki dokter pembimbing depan pasien, juga jadi tidak berasa. Tapi kalo pas lagi apes dapat temen satu group yang mau menang sendiri ...wah nasib deh, beneran itu apes.
Stase yang paling berkesan buat saya, stase bedah. Saya mesti kerja di poly, di bangsal, di UGD dan pertama kalinya merasakan jaga malam. Untungnya dapat teman satu group yang kompak banget dan saking kompaknya, kami berhasil bikin para residen bedah ortopedi yang ganteng ganteng ikutan kompakan. Mereka bantuin kami jawabin tugas kasus yang diberikan penguji, sampai sampai ada penguji yang bingung dan mengatakan “Sepertinya kok saya merasa pernah dengar ya dengan jawaban kalian…apa betul ini jawaban kalian?” hahahaha. Ternyata penguji-nya “ngeh” juga kalau jawaban kami sama persis dengan jawaban residen bedah.
Jaga malam gantian saling cover, jadi bisa gantian tidur meski hanya 1-2 jam sehingga tidak terlalu tewas keesokan harinya. Oh ya, kalau jaga malam bukan berarti bisa pulang besok paginya. Jadi kalau dapat tugas jaga malam hari Selasa misalnya, itu berarti kami harus datang untuk ikut kegiatan sehari hari sejak Selasa pagi sampai sore, lalu dilanjutkan terus jaga malam sampai Rabu pagi, dan kembali ikut kegiatan sampai Rabu sore. Total kerja 36 jam. Pulang pun masih ada setumpuk referat dan tugas lagi (saya sendiri masih ada kerjaan tambahan kerja, jadi pulang rumah baru bisa jam 9 atau 10 malam). Kalau anggota group hanya sedikit, baru jaga, besok pulang, besoknya sudah jaga lagi. Seminggu mungkin hanya 2 hari ketemu bantal di rumah.
Nah, waktu stase bedah ini ….jaga tiap hari juga gak apa, lha wong residen bedah yang nemenin jaganya itu baik baik dan ganteng ganteng. Temen saya ada yang meski bukan giliran jaga, malah jadi rajin bersedia gantiin atau temenin teman lain yang jaga! (saya heran, kenapa ya dokter bedah ortopedi kok rasanya ganteng ganteng sih ya, di Jepang sini juga, ada yang blasteran Jepang-Amerika …benar benar godaan deeeh). 
Stase lain yang berkesan buat saya, stase neurology. Dapat stase susah, dengan pasien segabreks dan parahnya dapat pembimbing juga yang angker. Bayangkan, di antara pembimbing/ penguji ada 3 orang yang terkenal susah dilewati, alias susah buat lulus langsung 1x ujian. Nah, saya dengan suksesnya dapat tugas presentasi kasus dengan salah satu diantara ke-3 orang tersebut dan ujian dengan 2 orang sisanya. Komplit, tiga tiganya di tangan saya.
Pas ujian pasien, mendadak si pasien sesak napas padahal saya sudah dengan mantapnya tulis di hasil pemeriksaan kalau jantung dan parunya bersih. Langsung si penguji minta stetoskop saya dan cek langsung pasiennya. Rasanya saat itu saya sudah mau pingsan di tempat, muka sudah ikutan pucat ngalahin pucatnya pasien …sampai sampai pasiennya yang dengan berbaik hati membela saya bilang ke dokter penguji kalau dia memang sesak mendadak, sebelumnya tidak apa apa, sehat dsb.
Untungnya, memang si dokter penguji juga tidak menemukan kelainan apa apa (thanks to my stethoscope!). Jadilah saya lolos dan setelah melewati diskusi yang membuat saya nyaris terkena serangan jantung, saya berhasil lulus langsung!! Kebetulan lagi, semua anak di group kami juga cukup rajin rajin dan akhirnya group kami di stase neurology itu jadi group pertama yang ke semua anggotanya berhasil lulus langsung tanpa ada yang tersisa harus mengulang. Semua perawat dan dokter pembimbing juga akhirnya mengucapkan selamat. Setelah itu (katanya siih) semua group yang masuk sesudah kami jadi dibandingkan dan dapat tekanan untuk bisa seperti kami. Yah, airmata yang berakhir dengan kegembiraan.
Eh, ada sedihnya juga sih stase ini. Di stase ini, engkong (kakek) saya meninggal. Saya sempat menghadiri acara tutup peti-nya tapi tidak bisa ikut menghantar ke tempat kremasi karena harus jaga dan tidak berhasil dapat pengganti. Pas nyetir jaga ke RS, di mobil saya mendadak dalam hitungan detik tercium bau kembang yang sama dengan kembang yang ditaruh di peti engkong. Yah apa boleh buat, saya hanya bisa berdoa dan minta maaf tidak bisa ikut mengantar ke tempat peristirahatan terakhir. Saya nangis pas di RS, pasien di ICU saya jaga, saya monitor dan saya pantau kondisinya, pasien meninggal pun saya ada disampingnya. Tapi, engkong saya sendiri tidak pernah bisa saya tunggui, tidak sempat saya cek (meski engkong bangga bercerita cucunya dokter), dan terakhirpun tidak dapat saya antar.
Stase lain yang juga meninggalkan kenangan, yakni stase ilmu jiwa dan forensik. Disini pasien saya berbeda, bukan orang sakit biasa seperti di stase lain. Pasien pasien jiwa membuat membuka mata saya untuk lebih peka menghargai orang lain di sekitar saya. Banyak di antara mereka menderita tekanan mental karena ada kejadian traumatik yang menimpa hidup mereka. Setelah mereka sembuh-pun, masih sulit diterima kembali di masyarakat. Cap “orang gila” seolah tidak lepas dari diri mereka meski mereka sudah sembuh, bahkan kadang keluarga mereka meninggalkannya begitu saja di RSJ tanpa pernah dijenguk sekalipun.
Saat saya berinteraksi dengan mereka, ternyata saya merasa mereka punya hati yang bahkan lebih tulus daripada orang normal! Mereka tahu bahwa saya membutuhkan mereka untuk lulus ujian, dan mereka membantu dengan segenap hati meski kadang mereka harus kembali dengan pahitnya mengingat kejadian kejadian traumatik mereka atau halusinasi atau suara suara yang pernah mereka dengar hanya untuk supaya saya bisa menulis status medis si pasien dengan komplit!. Setelah selesai ujian, lulus, ya selesai. Kami melangkah terus ke depan meninggalkan mereka, sementara mereka hanya bisa tersenyum mengucapkan selamat dan kembali ke kamar masing masing.
Sejak saat itu, saya tidak mau lagi bercanda mengolok olok pasien RSJ. Mereka juga manusia yang punya hati (yang hanya kebetulan kurang beruntung) dan harus dihargai keberadaannya.



Sedangkan “pasien” forensik membuat saya belajar menghargai hidup saya. Rasanya miris mengingat saya pernah mengotopsi pasien kecelakaan dengan nasi masih utuh di lambungnya. Bayangan bahwa ia baru saja menyelesaikan makan paginya untuk berangkat kerja ke kantor, ternyata malah berakhir di meja otopsi, sungguh membuat saya lebih menghargai hidup dan ingat ada kuasa yang lebih besar dari kuasa manusia.
Selama di stase ini, setiap pagi pas berangkat saya jadi punya kebiasaan memperhatikan headline Pos Kota saat stop di lampu merah, ya..siapa tahu dapat bocoran seperti apa tugas yang menanti. Selama stase ini juga tidak pernah sekalipun saya menonton sinetron TV Indonesia yang penuh dengan kisah horor. Bisa repot soalnya kalau terbayang bayang pas jaga malam hahahaha.
Oh ya, soal ujian di stase ini juga berkesan karena ujian diskusi hanya diberikan satu soal. Jawaban boleh bebas, dan dokter penguji hanya menilai logika dan alasan yang kami pakai untuk menjawab. Saya senang banget, karena setelah selesai ujian, sang penguji mengatakan saya cocok melanjutkan studi menjadi residen interna dan menawarkan seandainya saya juga mau menjadi dokter forensik. Sayangnya, saya merasa tidak cukup mampu untuk memenuhi keduanya, yang satu ilmunya terlalu berat dan susah, sedangkan yang satunya juga ilmunya tinggi, dan...... nyali saya tidak cukup untuk setiap hari bertemu “pasien” forensik.
Masih banyak cerita berkesan di setiap stase yang pernah saya lalui. Saya berterima kasih untuk para dokter dokter senior yang sudah meluangkan waktunya mendidik, dan juga dari pasien pasien yang banyak membuka mata saya. Tidak hanya ilmu kedokteran yang saya dapat, tapi juga filsafat kehidupan. Akhir akhir ini profesi dokter banyak disorot karena muncul berbagai kasus yang membuat orang mempertanyakan kualitas dokter di Indonesia.
Saya akui, ada dokter yang memang bermasalah tapi juga tidak sedikit dokter yang sungguhan mempunyai hati seorang dokter. Dokter juga manusia yang punya kelebihan dan kekurangan. Tidak mudah tetap tersenyum dan sabar menghadapi pasien, sementara anak sendiri di rumah sedang sakit dan tidak bisa ditunggui. Tidak mudah menghibur pasien yang berduka, sementara dokternya sendiri sedang berduka kehilangan anggota keluarganya.
Meski begitu, saya juga mengakui memang itulah resiko tanggung jawab yang dipikul seorang dokter. Jangan jadi dokter hanya untuk gengsi, gelar semata mata karena akhirnya jadi tidak sepenuh hati menjalani tugasnya. Masyarakat juga harus jeli dan pintar melihat mana yang dokter sungguhan dan bukan.

From: http://kolomkita.detik.com/

Kalau lurus bisa, kenapa harus nyeleneh

Posted by M rifqi Hidayatullah | 02.11 Categories: , ,


“Aku ingin masuk Fakultas Kedokteran kawan, do’akan ya!
Akhir-akhir ini telinga dan mata saya menjadi akrab dengan kalimat yang sering dilontarkan teman-teman seusia saya. Fakultas Kedokteran atau yang kerap disapa dengan sebutan FK ini menjadi salah satu idaman bagi banyak orang. Idealis tentu saja. Namun begitulah mimpi kecil yang ada di benak masing-masing orang. Profesi ini dinilai memungkinkan, memakmurkan,dan  juga bisa diterima oleh lingkungannya. Inilah  sebabnya mereka seringkali melontarkan kalimat tersebut. Ini berawal sejak mereka duduk di bangku kelas XII.
Ditambah lagi dengan tuntutan orang tua dan kemauan saya yang membuat cita-cita ini semakin menjadi. Orang tua saya, terutama ibu sering berpesan kepada saya “Nak, carilah perguruan tinggi yang mana selepas dari itu, kamu langsung kerja dan memperoleh pendapatan yang tinggi”. Kalimat-kalimat itulah yang sering diucapkan oleh ibu saya sampai saat ini. Beliau berasumsi bahwa dengan pendapatan tinggi, kelangsungan hidup seseorang akan terjamin, baik kecukupan kebutuhan primer, sekunder bahkan kebutuhan tersier. Lantas, kenapa harus langsung kerja? Kenapa orientasinya harus pada pendapatan?
Berawal dari mindset inilah mungkin sampai saat ini yang membuat banyak orang salah ambil jalan. Banyak yang mengambil jalur alternatif untuk memperoleh apa yang ia kehendaki. Saya sendiri pernah mendengar, ada anak yang pernah berbicara langsung kepada salah seorang guru saya,
”Bapak, saya pasti masuk FK”
”Lho, kok bisa nak?”
”Ya jelas pak, ibu saya sudah siapin uang 1 M buat kesana”
Saya sendiri sempat terkejut ketika mendengarnya. Coba bayangkan berapa nominal yang siap  dikeluarkan oleh orang tua anak tersebut. Apapun caranya pasti orang tua anak itu lakukan hanya untuk menjadikan anaknya bisa melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran. Ada juga yang berusaha untuk mencari kenalan orang dalam bahkan dosen-dosen pun mereka jadikan sasaran agar bisa masuk kedalam fakultas tersebut. Alhasil berita penyelewengan ini kerap menjadi topik hangat pada saat penerimaan mahasiswa baru.
Ini tidak lain karena terbukanya kesempatan untuk berbuat curang. Sama seperti prinsipnya, kejahatan bisa terjadi karena ada niat dan kesempatan. Maka bisa dikatakan bahwa salah satu faktor terjadinya penyelewengan adalah  lingkungan tersebut yang mendukung terjadinya penyelewengan.
Awalnya tindakan ini memang hanya dilakukan oleh beberapa oknum tertentu. Lebih-lebih mereka yang mempunyai wewenang. Alhasil satu fakultas akan menjadi bahan perbincangan public. Bak nila setitik yang merusak susu sebelangga, kemudian tindakan ini nyatanya lalu membudaya, dan membentuk sistem. Dari anggota bawahan hingga jajaran elit. Seperti tidak ada yang salah jika seseorang melakukan penyelewengan. Sudah biasa. Sudah menjadi tradisi.
Akibatnya, kredibilitas lembaga kedokteran menurun, bahkan bisa dibilang negatif di mata masyarakat. Hal ini akan menghasilkan dokter dengan kemampuan terbatas. Apalagi dengan ditambah maraknya kasus malpraktek di media massa akhir-akhir ini.
“Masih ingatkah kalian akan aksi pemakaian pita hitam oleh beberapa dokter di kota madiun?” Ya, sedikitnya 300 dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia Cabang Madiun, Jawa Timur, menggelar aksi solidaritas menolak kriminalisasi terhadap rekan seprofesi mereka. Para dokter mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari. (TEMPO.CO, Madiun). Berawal dari kasus salah seorang dokter yang dijerat pasal tentang malpraktik oleh keluarga pasiennya ini kerap menjadi sorotan banyak masyarakat. Hal ini menimbulkan berbagai kontroversi. Berbagai respon pun bermunculan menanggapi hal tersebut. 

http://www.blogfpkr.wordpress.com
“Apakah kasus ini berkaitan dengan ambisi seorang dokter untuk memperoleh pendapatan tinggi?”
“Ataukah ini murni dari risiko medis?”
Bicara soal risiko medis. Mungkin ini salah satu peristiwa pahit yang dialami ketika kakak saya yang sedang menunggu suaminya akibat terkena musibah kecelakaan lalu lintas. Suaminya diopname kurang lebih sekitar 15 hari di salah satu rumah sakit yang tidak jauh dari daerah saya. Selang beberapa hari ketika menunggu, kamar sebelah telah dihuni oleh seorang kakek tua yang tidak dikenali identitasnya yang terkena musibah kecelakaan juga. Mungkin nasib malang sudah berpihak pada kakek ini. Ya, awalnya kakek ini dirawat dengan baik, namun setelah beberapa hari berselang pihak rumah sakit hanya membiarkan si kakek hanya terbaring kaku di tempat tidur. Mirisnya lagi, ketika ada salah seorang dokter yang dating, ia hanya melihatnya saja tanpa melakukan suatu hal yang berarti. Bahkan, susternya sering memarahi kakek tersebut. Alhasil beberapa hari kemudian si kakek pun sudah tiada. Apakah ini yang disebut risiko medis?
Terlepas dari kenyataan pahit yang saya paparkan di atas, saya mengapresiasi kinerja para dokter yang sudah berusaha mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Saya berharap pemerintah ikut andil dan memiliki terobosan-terobosan baru untuk mengatasi permasalahan di atas. Paling tidak untuk meminimalisir akan adanya penyelewengan yang ada. Sehingga diharapkan semakin  bertambahnya dokter yang benar-benar memiliki jiwa penolong.
Kembali lagi mengenai malpraktik, hal ini dimungkinkan karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab. Oknum yang melakukan tindakan malpraktik apabila benar-benar terbukti bersalah ini seharusnya mendapat tindakan yang tegas dari pihak yang berwajib karena mereka telah dengan sengaja bertindak tidak sesuai aturan yang berakibat kematian. Dan sebaliknya, apabila ini terbukti tidak bersalah pihak yang berwajib sebaiknya mengeluarkan keputusan yang bijak agar tidak menyinggung salah satu pihak.
Kemudian mengenai masalah pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit. Hal ini akibat kurang adanya pengawasan, mungkin ketidaksengajaan dan mengabaikan hal sepele ini akan berakibat fatal. Untuk itu perlu adanya petugas tersendiri dalam melakukan pengawasan dan juga mengontrol segala kemungkinan yang ada di rumah sakit.
Tapi, sekarang bukan lagi waktunya pesimis. Masih ada harapan. Diantara 230 juta jiwa lebih penduduk Indonesia, tersembunyi bibit-bibit muda berbakat yang akan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. Masih banyak pula dokter-dokter kecil yang bersih, bertanggungjawab, dan senantiasa mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Jangan Kau Tanyakan Apa Yang Telah Negara Berikan padamu, Namun Tanyakan Apa Yang Telah Kau Berikan Pada Negaramu.
Satu hal yang terpenting, yakni kejujuran. Awali semua hal yang kita lakukan dengan sebuah kejujuran. Kalau ada jalan yang benar kenapa harus memilih yang nyeleneh. Sekecil apapun itu pasti kelak akan membuahkan hal yang besar kalau kita awali dengan sebuah kejujuran.
Dan satu hal yang harus kita ketahui, semua hal yang ada di dunia ini sudah diatur oleh Dzat yang Maha Kuasa. Kesehatan, kesembuhan, bahkan kematian bukan datang dari tangan manusia, melainkan hanyalah milik Allah SWT. Kita hanyalah sebagai perantara belaka. Untuk itu, berusahalah untuk selalu bersyukur dan pergunakanlah sisa hidup yang ada.
Jadi, sebagai generasi muda yang peduli akan bangsa ini, marilah kita lakukan yang terbaik yang kita bisa. Mari ubah mindset kita selama ini. Kalau yang lurus bisa, kenapa harus nyeleneh. Berdiri tegap menantang dunia, berani mengambil resiko serta senantiasa berpikir positif untuk Indonesia yang lebih maju. Demi mewujudkan semua itu, maka mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari sekarang!
Hanya ada satu tanah
Yang dapat kusebut tanah airku
Ia besar karena usaha
Dan usaha itu adalah usahaku*

*dikutip dari sajak seorang penyair Perancis, Rene de Clerq yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan dibacakan oleh Mohammad Hatta dalam pembelaannya di sidang kedua pengadilan pada tanggal 22 Maret 1928.

Senin, 03 Juni 2013

Cara Cepat Mendapatkan Ribuan Backlink Dan Menaikkan PageRank |Terbukti



Cara Cepat Mendapatkan Ribuan Backlink Dan Menaikkan PageRank |Terbukti -Salam KREATIF Sahabat sekalian. Puji Syukur Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Atas Belas Kasihannya Serta Bimbingan Dan Pertolongannya Kepada Kita Semua,sehingga kita dapat Berjumpa Kembali.

Apa kabar Sob? Kita berjumpa lagi dengan Aneka SEO. Mudah-mudahan yang sana baik2. Oke.
Pada Perjumpaan Kali ini Aneka SEO Akan Mencoba Menshare Dan Memposting Tentang:



Cara Cepat Mendapatkan Ribuan Backlink Dan Menaikkan PageRank |Terbukti


Backlink yang banyak dan peringkat pagerank yang tinggi merupakan Impian seorangblogger, Dengan Backlink dan pagerank yang tinggi menunjukkan akan kesuksesan seorang blogger dan blognya tersebut dan Untuk mendapatkan backlink yang banyak dan PageRank yang besar merupakan pekerjaan yang kadang mudah dan susah untuk di lakukan. Kita mesti menerapkan teknik SEO dalam melakukan hal tersebut.

Dan tidak seorang blogger pun yang tidak ingin akan Prestasi pagerank yang tinggih dan backlink yang banyak, Kita seorang blogger berbondong-bondong untuk mencari dan mendapatkan Backlink yang berkualitas dengan cara yang mudah dan cepat.

Pengalaman Aneka SEO, Ketika Saya melakukan Blogwalking di beberapa blog Besar dan berpagerank Tinggi, Aneka SEOkemudian melihat Widget Alexa Rank yang terpampang di sidebar
blognya. Dan Aneka SEOperhatikan ternyata Site Link In nya banyak sekali, jumlahnya hingga Puluhan
Ribu saya tercengang beberapa saat dan terus melihat page view Widget Alexanya yang memukau.





Trik ini sudah tersebar dengan luas di kalangan blogger hingga master blogger pun menerapkan trik ini, namun dulu saya agak ragu-ragu akan cara ini apakah benar cara ini bisa berhasil menaikkan PageRank dan backlink. Setelah Saya membacanya kembali dan masih kurang yakin atas Site Link In Alexa Rank yang saya lihat di alexa-nya saya pun kembali lagi mengunjungi blog-blog yang menerapkan cara ini Dan ternyata benar, blog-blog yang menerapkan cara ini Page Ranknya Juga Ikut meningkat namun yang paling menonjol adalah Site Linking yang dimiliki blog-blog tersebut sungguh banyak sekali. Oleh karena itu Saya juga ingin menshare dan berbagi bagaimana cara mendapatkan backlink dengan
cepat sehingga pagerank blog
kita akan cepat naik.





Caranya sangatlah mudah, Sahabat hanya tinggal copy link yang berada di bawah ini dengan syarat anda harus menghapus link pada peringkat 1 dari daftar, lalu pindahkan yang tadinya nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 menjadi nomor 2, nomor 4 menjadi nomor 3, dst. Kemudian masukan link blog
anda sendiri pada urutan paling bawah (nomor 10),Seperti berikut:


1.Google
2.Pulsk
3.Yahoo
4.Alexa
5.Master hack
6.arvana softcomunity
7.Facebook
8.Twitter
9.JURNAL
10.Aneka seo

Untuk cara kerja nya, Sebelum anda meletakkan link- link diatas, anda hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 sehingga setiap peserta naik satu level. Kemudian
tambahkan Link blog anda di
bagian paling bawah Dan Jika Sahabat mampu mengajak lima orang saja untuk mengcopy Artikel di posting blog Sahaat maka jumlah backlink yang akan didapat adalah sebagai berikut:



  • Posisi 10, jumlah backlink = 1
  • Posisi 9, jumlah backlink = 5
  • Posisi 8, jumlah backlink = 25
  • Posisi 7, jumlah backlink = 125
  • Posisi 6, jumlah backlink = 625
  • Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
  • Posisi 4, jumlah backlink =15,625
  • Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
  • Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
  • Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125
Dari sisi SEO teman-teman sudah mendapatkan 1,953,125 backlink gratis dan efek sampingnya adalah meningkatnya Trafik blog kita serta Meningkatnya Pagerank Blog kita! Dan jika pengunjung downline mengklik link Sahabat maka Sahabat juga mendapattraffik tambahan. Waoow.. Tunggu apa lagi cara ini memang specktakuler , selain denganBlogwalking dan menempel blog Sahabat di blog dofollow maka dengan cara ini anda juga dapat ribuat backlink yang permanen asal dengan mengcopy seluruh teks ini atau cara gampangnya tinggal download saja artikel ini.
Copy This Post Or Download
Aneka SEO telah membuktikannya, hanya dalam 7 hari Aneka SEO apat Link ini Sekitar 560 link in Dan triffic Global Rank sekitar 3.642.763. Sunggu sangat menakjubkan.. Tunggu apa lagi Buat postingan seperti Ini Dengan tidak menghilangkan link Aslinya dan menghapus link pada peringkat pertama dan menaikkan level link kedua ke level pertama dan seterusnya sehingga pada urutan kesepuluh masukkan Link Anda.
Mari Raih Backlink sebanyak-banyaknya Dan PageRank yang tinggi Sebagai Prestasi yang terbaik anda dalam dunia Blogging Dengan Cara ini.